Ujian hidup



 DALAM sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani kepada Abu Umamah, Allah berfirman kepada malaikat-Nya menyetujui: "Pergilah kepada hambaKu. Lalu timpalah segala macam ujian bagaikan kerana Aku mahu dengar suaranya."

 Hadis di atas menjelaskan tentang Allah SWT yang membawa malaikatNya yang tidak pernah mendurhakai dan tetap mengerjakan apa yang Allah SWT perintahkan kepada mereka untuk melakukan berbagai ujian dan godaan terhadap hamba-hambaNya.  Dengan godaan dan ujian ini, diharapkan akan keluarlah suara hamba itu (doa, dan permohonan ampunan).  Namun begitu, sekiranya tidak keluar suara hamba itu, sebenarnya Allah Maha Mengetahui sesuatu yang tersembunyi di hati hambaNya.  Sesungguhnya Kehidupan ini tidak sunyi dari kesenangan dan kesusahan, kesukaan dan kedukaan yang silih berganti.  Oleh karena itu, barang siapa yang beranggapan kehidupan ini adalah kesenangan, kemewahan hanya-mata atau penuh dengan kesukaran dan kesusahan selama-lamanya, itu adalah salah.

 Melalui hadits di atas, Allah SWT mengingatkan tentang kesenangan dan kesusahan itu adalah ujian terhadap hambaNya dan itu adalah sunnatullah.  Semua kehidupan dapat diterima dengan ujian dan godaan, karena sesuatu yang tidak diperebutkan, tidak akan kelihatan keasliannya.  Dalam hal ini, Allah berfirman:
 "Apakah manusia mengira bahawa mereka akan dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum disponsori?"  (QS Al-Ankabut: 2-3).


 Dan sungguh-sungguh Kami akan memberikan cobaan kepadamu, dengan sedikit kesulitan, menerima, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.  Dan menerimalah berita gembira untuk orang-orang yang sabar.

 (Surah Al-Baqarah (2), Ayat: 155)

 Melalui ayat di atas, Sayyid Qutb (1327-1386 Hijrah) menaiki iman itu lebih dari sekedar kata-kata yang diucap, iman merupakan hakikat yang membutuhkan tugasnya, amanah yang membutuhkan pertanggungjawaban, jihad yang membutuhkan kesabaran dan tantangan  yang membutuhkan ketabahan.  Manusia tidak cukup dengan hanya berkata: "Kami telah beriman ..." Mereka tidak dibiarkan membuat dakwaan seperti itu datang ke ujian dan godaan guna membuktikan kebenaran dakwaan mereka.  Mereka juga perlu keluar dari ujian itu dengan hati-hati diberikan kepada saya untuk mendapatkan emas untuk dijual yang tidak sesuai yang ditawarkan.  Inilah arti asal kata-kata ujian dari segi bahasa.

 Dalam ayat lain, Allah SWT menjelaskan hubungan manusia dengan kehidupan tentang hubungan ujian dan godaaan.
 Dalam firmannya Allah SWT menyampaikan, "Dan Sungguh Kami telah membuat apa yang ada di bumi sebagai perhiasan, agar kami mengumpulkan mereka yang siap di antara mereka yang terbaik amal pakaiannya."  (QS Al-Kahfi: 7-8).
 Ayat ini menjelaskan bahawa tujuan Allah SWT mendatangkan pelbagai kenikmatan ke atas hambaNya adalah untuk penilaian siapakah di antara hamba-hambaNya yang terbaik.  Yang terbaik adalah yang terbaik di sisi Allah.  Ujian yang Allah datangkan untuk hamba-Nya tidak hanya terdiri dari kesusahan, kesulitan dan kesakitan hanya-mata.  Malah, manusia perlu waspada akan ujian kerana dan godaan akan datang kepada mereka dalam bentuk kesenangan, kemewahan dan kekayaan.  Ini adalah sangat terang
 "Dan kami akan menguji kamu dengan keburukan dan menerima sebagai cobaan dan untuk Kamilah kamu akan kembali."  (QS al-Anbiya: 35).

 Sebenarnya ujian Allah SWT untuk hambaNya dengan harta kekayaan dan berbagai kesenangan, hakikatnya lebih berat dari ujian dengan bencana, siksaan dan kesusahan.  Coba kita rasakan lebih banyak orang yang memiliki kekayaan, tetapi dapatkan penuh dengan kesiasiaan .. Hartanya tersia siakan hanya utk kesenangan sendiri, berhasil tersiasiakan lbh banyak untuk bersenang-senang menikmati menikmati kemapanannya.
 Byk dari kita yang gagal dimanfaatkan untuk kepetingan akheratnya, lalai menyalurkannya di tempat-tempat dan Allah anjurkan.  Ini jelas diterima dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzierahkan:
 "Sesungguhnya bagi setiap umat ada ujian dan ujian bagi umatku adalah harta kekayaan."

 Demikian juga dengan orang yang berhak dengan pangkat dan kekuasaan, mereka menyangka mereka memiliki kekuasaan dan memiliki segala-galanya.  Hal ini diperingatkan Allah dalam firman-Nya,
 "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas kompilasi menganggap cukup serba cukup. Sesungguhnya hanya untuk Tuhanmu tempat kembali."  (QS Al-Alaq: 6-8)

 Ayat ini menegakkan sikap manusia yang angkuh dan sombong yang menganggap mereka memiliki segala-galanya dan bisa melakukan apa saja selepas mendapat kekuasaan dan pangkat dalam masyarakat.  Sementara apa yang ditawarkan hanya sedikit dari kurnia Allah SWT untuk para hambaNya.  Rasulullah SAW pernah membahas kita d suatu hadits:
 "Demi Allah, lepaskan kemiskinan yang aku khuatirkan atas kamu, akan tetapi aku khuatir sekiranya kemewahan dunia yang kamu bisa terima yang telah diberikan kepada orang sebelum kamu, lalu kamu bergelimang ke kemewahan itu untuk binasa, ganti bergelimang dan binakan jadi pilihan yang disukai".  (HR Bukhari)

 Ujian berat untuk lelaki adalah ujian untuk wanita.  Ini dibahas oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya: "Sepeninggal saya tiadalah yang ujian yang lebih berbahaya bagi lelaki kecuali godaan kaum wanita."  (HR Bukhari) Ujian yang menyebabkan manusia mudah tergelincir juga terkait akidah dan agama.  Ini karena, banyak orang yang mengaku sebagai Muslim, beriman tetapi setelah mempercayai Allah dan agamanya dengan berbagai cobaan, ternyata banyak dari mereka yang berguguran dan tergelincir dari jalan yang benar.
 Perkara itu berarti dalam firman-Nya disetujui:
 "Dan antara manusia yang mengatakan:" Kami beriman kepada Allah. "Dia menerima kesulitan dan kesulitan dalam menjalankan perintah Allah, dia menganggap masalah itu seakan-akan melakukan seksaan kepada Allah. Dan jika datang pertolongan tentang Allah, mereka pasti akan mengatakan:"  Sesungguhnya kami berserta dengan kamu (kaum mukmin). "Sesungguhnya bukankah Allah lebih memahami apa yang ada dalam dada manusia? Dan sungguhkah Allah mengetahui orang yang beriman dan benar-benar mengenal orang yang munafik."  (QS Al-Ankabut: 10-11).

 Oleh karena itu, sekiranya unduh Allah, bawalah kita pulang sekuat kuatnya utk bersabar karena dengan bersabar kita akan mendapat ganjaran luar biasa dan dihapuskan dari dosa hingga kelak kita diwafatkan dlm air bersih dari dosa dan kesalahan.  Dalam hal ini, Rasulullah SAW tidak pernah bersabda:
 "Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa kaum mukmin baik lelaki atau wanita tentang dirimu, harta dan anak-anak, dia bersabar, dia akan mencari Allah dalam keadaan tidak berdosa."  (HR At-Tirmidzi)

 Dari uraian diatas dapat disimpulkan, ujian yang Allah SWT turunkan ke hambaNya memiliki berbagai bentuk.  Ada ujian yang menimpa tubuh, anak, harta kekayaan, pengaruh, kekuasaan, pangkat, akidah, kekayaan dan kemiskinan, kesenangan dan kesusahan, semuanya adalah untuk meningkatkan dan memilah siapakah orang yang benar-benar beriman dengan Laki-laki .. Siapakah yang layak untuk diampuni dan dipertanyakan  dosa dosanya .. Dan siapa yang pantas mendapatkan kebahagiaan di kehidupan yang menyenangkan setelah kematiannya nanti. #

Comments

Popular posts from this blog

Doa Perlindungan dari Wabah

Mental Block

Berfikir Kritis

Melatih Pengambilan Keputusan Intuitif

Menggali potensi diri