Perilaku Fasik Dalam Politik



Sesungguhnya Islam menganggap kehidupan berpolitik sebagai salah satu bentuk “penghambaan” seorang muslim kepada Allah ta'ala, bukannya “penghambaan” kepada sistem kekuasaan dan hawa nafsu yang bersembunyi di balik label Demokrasi.



Motivasi politik dengan dasar Penghambaan kepada Allah akan melahirkan perilaku politik yang positif, karena hanya berharap mendapat ridha Allah.
Penghambaan kepada Allah menjadikan kehidupan politik sebagai bagian dari ibadah. Kesadaran ini melahirkan sikap politik yang santun, ramah, toleran terhadap perbedaan, amanah, dan cinta kebenaran. Cara berpikir positif akan selalu terefleksikan dan hadir pada setiap perilaku politik muslim. Sebaliknya “penghambaan” kepada materi dan kekuasaan dengan topeng Demokrasi akan memotivasi seseorang untuk “menghalalkan segala cara”, tipu sana tipu sini, hasut sana hasut sini dan goreng masalah disana dan disini tentang hal hal yang belum jelas kebenarannya.



Islam sangat melarang perilaku seperti ini, sampai Allah melabelinya sebagai bagian dari perilaku orang orang yang Fasik, dan islam juga menganjurkan agar kaum yang beriman utk selalu waspada terhadap berita yang dibawa/ disebarkan orang orang seperti diatas.



"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al Hujurat: 6)



Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam masa masa menjelang pemilu atau pilpres seperti sekarang ini, kita sering mendengar desas-desus yang tidak jelas asal-usulnya. Kadang dari suatu peristiwa kecil, tetapi dalam pemberitaannya peristiwa itu begitu besar, menyimpang, bahkan digoreng dan di pluntir berbeda dari kenyataan sesungguhnya.



Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran”(HR Muslim), maka berhati hatilah agar tidak terbawa arus kefasikan di dalam alam demokrasi seperti saat ini, karena ancaman Allah jelas dan tegas bagi orang orang Fasik,



“Dan adapun orang-orang yang fasik maka tempat mereka adalah jahannam” (QS Sajdah [32]:20)



Sejarah telah mengabadikan beberapa figur politisi muslim yang memiliki moral dan etika politik yang sangat tinggi, serta mampu “menghadirkan” nilai-nilai moral dan etika serta akhlaq islami dalam panggung politik yang mereka lakoni, sehingga sejarah mencatat mereka sebagai figure politisi muslim yang juga dihormati dan disegani oleh politisi yang berseberangan dengan mereka. Figur para Khulafaur Rasyidin, sosok Umar Ibn Abdul Aziz, Shalahuddin Al Ayubi, Umar Mokhtar, semuanya merupakan sebagian dari politisi muslim yang kiprah politik mereka tentu layak dijadikan sebagai refrensi politik bagi politisi muslim dinegeri ini.#

Comments

Popular posts from this blog

Doa Perlindungan dari Wabah

Mental Block

Berfikir Kritis

Melatih Pengambilan Keputusan Intuitif

Menggali potensi diri