SUDUT PANDANG ISLAM TENTANG KEUTAMAAN BERBURU ILMU



Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga.

Sesungguhnya malaikat meletakan sayap-sayap mereka sebagai bentuk penghormatan terhadap penuntut ilmu.

Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air.

Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang.

Dan sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu.

Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil bagian yang berharga.”

Semuanya adalah bagian dari keutamaan menuntut ilmu, karena menuntut ilmu sebetulnya bukanlah perkara yg ringan. Kita bisa merasakan betapa jauh menyenangkannya bercanda tawa dan begejekan dibanding membaca artikel dan tulisan2 yg bermuatan ilmu dan pengetahuan.
Betapa mengasyikan bertemu dan berwisata kuliner dibanding berkumpul di majelis2 ilmu.

Menuntut ilmu adalah sesuatu yg berat, karena dibalik upaya menuntut ilmu ada ego yg harus di letakan terlebih dahulu utk menerima dan mengkaji hal hal yang baru, dibalik kemauan membaca ada harga diri yang harus di taruh dahulu sebagai bentuk kesediaan utk dinasehati atau dikritik, dan dibalik kesediaan utk memahami ada keterbukaan diri dan kerelaan utk mau menerima pemahaman2 yg baru juga, belum lagi ia harus merelakan waktunya, hartanya dan juga aktifitas2 lain yg menyenangkan sebagai bentuk pengorbananya.

Coba kita ukur diri kita sendiri, seberapa tahan kita berdiam diri utk membaca dan merenung dlm kesendirian..? Badingkan dg berapa lama waktu yg kita gunakan utk bercanda tawa tanpa muatan yg bermakna.

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Mujadalah/58: 11)

Darajat dalam islam merupakan sebuah tangga kemulyaan yang memiliki banyak anak tangga. Satu anak tangga bisa menjadikan seseorang naik ke tingkat kemulyaan yang lebih tinggi, namun juga bisa membuat seseorang turun ke tingkat yang lebih rendah.

Kita selama ini terbiasa dengan menggunakan dan meng-identikkan kata derajat dalam strata sosial seperti dalam pengkastaan hiduisme, atau dalam sistem pemerintahan monarki dimana ada raja, ningrat dan rakyat jelata. Dan jk dlm kehidupan modern kata itu lbh merujuk pada tingkatan2 ekonomi, status pangkat jabatan maupun keturunan. Hal ini sangatlah berbeda dg apa yang dijabarkan dalam islam.

Dalam pandangan Allah, derajat yang ditawarkannya sangat jauh lebih baik bahkan tidak akan terukur jumlahnya dengan akal kita saat ini, karena ukuran derajat yang didapatkan seorang hamba kelak akan di konversi pada tingkatan derajat sorga yg mmg memiliki banyak tingkatan, dimana semuanya banyak di jelaskan dalam hadits yg menjelaskan tentang tingkatan2 sorga yang kelak diperuntukan bagi hamba hamba Allah yang beriman, mereka akan mendudukinya sesuai dengan tingkatan derajat yg di dapatkan.

Sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, untuk itu Mari kita sama sama mengambil warisan para nabi dan berlomba lomba mempersembahkan yang terbaik dimasa hidup kita.#

Wallahua'lam bishawab.

Comments

Popular posts from this blog

Doa Perlindungan dari Wabah

Mental Block

Berfikir Kritis

Melatih Pengambilan Keputusan Intuitif

Menggali potensi diri